Pembentukan Glikolisis

BAB I

PENDAHULUAN

GLIKOLISIS (PEMECAHAN GLUKOSA OLEH KHAMIR)

 

Latar Belakang Masalah

Metabolisme pemecahan glukosa pada hewan dan khamir prinsipnya sama sampai batas pembentukan asam piruvat. Dalam kondisi anaerob pada hewan dihasilkan asam laktat, sedangkan pada khamir dihasilkan alcohol.

Alcohol dihasilkan oleh khamir melalui dekarboksilasi oksidatif asam piruvat dengan pembentukkan senyawa antara asetaldehida. Metabolisme asam piruvat dan asetaldehida biasanya terjadi pada konsentrasi yang sangat rendah, sehingga untuk menunjukkan keberadaan reaksi ini dalam jalur reaksi diperlukan suatu cara untuk mencegah reaksi lebih lanjut dari senyawa antara ini. Cara umum yang digunakan adalah dengan memblok enzim yang mengkatalisis konversi senyawa yang diselidiki, yaitu dengan inhibitor atau dengan mengubah kondisi fisiologis sehingga reaksi berjalan sangat lambat.

Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan. Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa—monosakarida yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut “cincin piranosa”, bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7.

Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam biologi. Kita dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu banyak digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme tingkat atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini (glikosilasi) mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang kurang reaktif. Meski begitu, komplikasi akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf periferal (‘’peripheral neuropathy’’), kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein.

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan 4 kalori (17 kilojoule) energi pangan pergram. Pemecahan karbohidrat (misalnya pati) menghasilkan mono- dan disakarida, terutama glukosa. Melalui glikolisis, glukosa segera terlibat dalam produksi ATP, pembawa energi sel. Di sisi lain, glukosa sangat penting dalam produksi protein dan dalam metabolisme lipid. Karena pada sistem saraf pusat tidak ada metabolisme lipid, jaringan ini sangat tergantung pada glukosa.

Glukosa diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran pencernaan. Sebagian glukosa ini kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak, sedangkan yang lainnya menuju hati dan otot, yang menyimpannya sebagai glikogen (“pati hewan”) dan sel lemak, yang menyimpannya sebagai lemak. Glikogen merupakan sumber energi cadangan yang akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak energi. Meskipun lemak simpanan dapat juga menjadi sumber energi cadangan, lemak tak pernah secara langsung dikonversi menjadi glukosa. Fruktosa dan galaktosa, gula lain yang dihasilkan dari pemecahan karbohidrat, langsung diangkut ke hati, yang mengkonversinya menjadi glukosa.

Tujuan

–        Mempelajari proses biokimia pada metabolism pemecahan glukosa

–        Mengetahui terbentuknya piruvat dan asetaldehida pada metabolisme pemecahan glukosa

Metode Penulisan
Penulis mempergunakan metode kepustakaan.

 

Studi Pustaka
Dalam metode ini penulis membaca buku-buku ataupun referensi  yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

A. Glikolisis

Glikolisis adalah serangkaian reaksi biokimia di mana glukosa dioksidasi menjadi dua molekul asam piruvat. Glikolisis adalah salah satu proses metabolisme yang paling universal yang kita kenal, dan terjadi (dengan berbagai variasi) di banyak jenis sel dalam hampir seluruh bentuk organisme. Proses glikolisis sendiri menghasilkan lebih sedikit energi per molekul glukosa dibandingkan dengan oksidasi aerobik yang sempurna.

Glikolisis berlangsung di dalam sitosol semua sel. Lintasan katabolisme ini adalah proses pemecahan glukosa menjadi: asam piruvat, pada suasana aerob (tersedia oksigen) dan asam laktat, pada suasana anaerob (tidak tersedia oksigen). Glikolisis dapat berlangsung dalam keadaan aerob, bila sediaan oksigen cukup untuk mempertahankan kadar NAD+ yang diperlukan, atau dalam keadaan anaerob (hipoksik), bila kadar NAD+ tidak dapat dipertahankan lewat sistem sitokrom mitokondrial dan bergantung pada usaha temporer perubahan piruvat menjadi laktat. Glikolisis anaerob, yang menaruh kepercayaan temporer pada piruvat merupakan usaha tubuh dalam menantikan pulihnya kecukupan oksigen. Dengan demikian glikolisis merupakan keadaan ini disebut hutang oksigen.

Glikolisis merupakan jalur utama metabolisme glukosa agar terbentuk asam piruvat, dan selanjutnya asetil-KoA untuk dioksidasi dalam siklus asam sitrat (Siklus Kreb’s). Selain itu glikolisis juga menjadi lintasan utama metabolisme fruktosa dan galaktosa.

Glikolisis merupakan proses pengubahan molekul sumber energi, yaitu glukosa yang mempunyai 6 atom C manjadi senyawa yang lebih sederhana, yaitu asam piruvat yang mempunyai 3 atom C. Reaksi ini berlangsung di dalam sitosol (sitoplasma). Reaksi glikolisis mempunyai sembilan tahapan reaksi yang dikatalisis oleh enzim tertentu, tetapi disini tidak akan dibahas enzim-enzim yang berperan dalam proses glikolisis ini. Dari sembilan tahapan reaksi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua fase, yaitu fase investasi energi, yaitu dari tahap 1 sampai tahap 4, dan fase pembelanjaan energi, yaitu dari tahap 5-9.

Pertama-tama, glukosa mendapat tambahan satu gugus fosfat dari satu molekul ATP, yang kemudian berubah menjadi ADP, membentuk glukosa 6-fosfat. Setelah itu, glukosa 6-fosfat diubah oleh enzim menjadi isomernya, yaitu fruktosa 6-fosfat. Satu molekul ATP yang lain memberikan satu gugus fosfatnya kepada fruktosa 6-fosfat, yang membuat ATP tersebut menjadi ADP dan fruktosa 6-fosfat menjadi fruktosa 1,6-difosfat. Kemudian, fruktosa 1,6-difosfat dipecah menjadi dua senyawa yang saling isomer satu sama lain, yaitu dihidroksi aseton fosfat dan PGAL (fosfogliseraldehid atau gliseraldehid 3-fosfat). Tahapan-tahapan reaksi diatas itulah yang disebut dengan fase investasi energi.

Selanjutnya, dihidroksi aseton fosfat dan PGAL masing-masing mengalami oksidasi dan mereduksi NAD+, sehingga terbentuk NADH, dan mengalami penambahan molekul fosfat anorganik (Pi) sehingga terbentuk 1,3-difosfogliserat. Kemudian masing-masing 1,3-difosfogliserat melepaskan satu gugus fosfatnya dan berubah menjadi 3-fosfogliserat, dimana gugus fosfat yang dilepas oleh masing-masing 1,3-difosfogliserat dipindahkan ke dua molekul ADP dan membentuk dua molekul ATP. Setelah itu, 3-fosfogliserat mengalami isomerisasi menjadi 2-fosfogliserat. Setelah menjadi 2-fosfogliserat, sebuah molekul air dari masing-masing 2-fosfogliserat dipisahkan, menghasilkan fosfoenolpiruvat. Terakhir, masing-masing fosfoenolpiruvat melepaskan gugus fosfat terakhirnya, yang kemudian diterima oleh dua molekul ADP untuk membentuk ATP, dan berubah menjadi asam piruvat. (lihat bagan)

Setiap pemecahan 1 molekul glukosa pada reaksi glikolisis akan menghasilkan produk kotor berupa 2 molekul asam piruvat, 2 molekul NADH, 4 molekul ATP, dan 2 molekul air. Akan tetapi, pada awal reaksi ini telah digunakan 2 molekul ATP, sehingga hasil bersih reaksi ini adalah 2 molekul asam piruvat (C3H4O3), 2 molekul NADH, 2 molekul ATP, dan 2 molekul air. Perlu dicatat, pencantuman air sebagai hasil glikolisis bersifat opsional, karena ada sumber lain yang tidak mencantumkan air sebagai hasil glikolisis.

Gambar Glikolisis:

B. Pencernaan Makanan

Zat-zat nutrisi pokok digolongkan dalam protein, karbohidrat, dan lemak. Banyak macam makanan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi manusia,meskipun berbeda dalam ratio protein, karbohidrat dan lemak, dan dalam ratio material tercerna dengan material tak tercerna. Bahan makanan asal tumbuhan yang tidak terproses kaya akan material fibrous yang tidak dapat tercerna baik oleh enzim-enzim maupun didegradasi(diurai) oleh bakteri dalam usus. Material fibrous tersebut umumnya adalah selulose atau pectin yang termasuk karbohidrat.

a. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan komponen pangan yang menjadi sumber energi utama dan sumber serat makanan. Komponen ini disusun oleh 3 unsur utama, yaitu karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Jenis-jenis karbohidrat sangat beragam dan mereka dibedakan satu dengan yang lain berdasarkan susunan atom-atomnya, panjang/pendeknya rantai serta jenis ikatan akan membedakan karbohidrat yang satu dengan lain. Dari kompleksitas strukturnya dikenal kelompok karbohidrat sederhana (seperti monosakarida dan disakarida) dan karbohidrat dengan struktur yang kompleks atau polisakarida (seperti pati, glikogen, selulosa dan hemiselulosa). Di samping itu, terdapat oligosakarida (stakiosa, rafinosa, fruktooligosakarida, galaktooligosakarida) dan dekstrin yang memiliki rantai monosakarida yang lebih pendek dari polisakarida. Berdasarkan nilai gizi dan kemampuan saluran pencernaan manusia untuk mencernanya, karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi karbohidrat yang dapat dicerna dan karbohidrat yang tidak dapat dicerna. Karbohidrat dari kelompok yang dapat dicerna, bisa dipecah oleh enzim a-amilase untuk menghasilkan energi. Monokasarida, disakarida, dekstrin dan pati adalah kelompok karbohidrat yang dapat dicerna. Karbohidrat yang tidak dapat dicerna (juga dikelompokkan sebagai serat makanan/dietary fiber) tidak bisa dipecah oleh enzim a-amilase. Contohnya adalah selulosa, hemiselulosa, lignin dan substansi pektat. Disamping sebagai sumber pemanis, fungsi penting karbohidrat dalam proses pengolahan pangan adalah sebagai bahan pengisi, pengental, penstabil emulsi, pengikat air, pembentuk flavor dan aroma, pembentuk tekstur dan berperan dalam reaksi pencoklatan. Komponen ini juga digunakan sebagai bahan baku proses fermentasi.

b. Protein

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti “yang paling utama”) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomermonomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbonhidrogenoksigennitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.

Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).

Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakaridalipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.

Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetikKode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadiRNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom.[1] Sampai tahap ini, protein masih “mentah”, hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.[2][3]

c. Lemak

Lemak (bahasa Inggrisfat) merujuk pada sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemakmalamsterolvitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliseridadigliseridafosfolipidglikolipidterpenoid(termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain.

Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa.

Pada jaringan adiposa, sel lemak mengeluarkan hormon leptin dan resistin yang berperan dalam sistem kekebalan, hormon sitokina yang berperan dalam komunikasi antar sel. Hormon sitokina yang dihasilkan oleh jaringan adiposa secara khusus disebut hormon adipokina, antara lain kemerininterleukin-6,plasminogen activator inhibitor-1retinol binding protein 4 (RBP4), tumor necrosis factor-alpha (TNFα),visfatin, dan hormon metabolik seperti adiponektin dan hormon adipokinetik (Akh).

Digesti dan Absorbsi Karbohidrat

Digesti Karbohidrat

Karbohidrat dalam makanan merupakan sumber kalori yang utama. Monosakarida untuk absorbsinya tidak perlu dihidrolisa. Disakarida memerlukan enzim-enzim permukaan dalam usus halus untuk memecahnya menjadi monosakarida. Polisakarida tergantung dari amylase pancreas untuk degradasinya.

Pati adalah polisakarida pada tumbuhan dengan berat molekul lebih dari 100.000. Glikogen adalah polisakarida pada hewan yang sama strukturnya dengan amilopektin. Pati yang mengalami hidrasi dan glikogen diserang oleh endosakaridase yaitu amilase yang ada dalam saliva dan getah pancreas. Disakarida, oligosakarida, dan polisakarida yang tidak dihidrolisa oleh amylase dan/ atauenzim-enzim permukaan usus halus tidak dapat diabsorbsi, oleh karena itu senyawa-senyawa ini mencapai bagian belakang usus, yaitu pada ileum yang mengandung bakteri.

Absorbsi Monosakarida

Monosakarida utama hasil hidrolisa disakarida dan polisakarida adalah D-Glukosa, D-Galaktosa, dan D-Fruktosa. Absorbsi senyawa-senyawa ini merupakan proses yang memperlihatkan keistimewaan yaitu spesifitas substrat, stereospesifitas, saturation kinetics dan penghambatan oleh inhibitor spesifik.

Digesti dan Absorbsi Lipid

Digesti lipid dimulai dalam lambung oleh lipase (stabil dalam asam) yang berasal dari kelenjar-kelenjar di belakang lidah. Meskipun demikian hidrolisa lambat, sebab triasilgliserol yang teringesti membentuk fase lipid yang terpisah dengan batas permukaan air-lipid. Lipase mengabsorbsi permukaan dan mengubah triasilgliserol menjadi asam lemak dan mono asil gliserol. Enzim utama untuk hidrolisa triasilgliserol ialah lipase pancreas.

Absorbsi Lipid

Pengambilan lipid oleh sel-sel epitel usus halus dapat dijelaskan berdasarkan difusi melalui membrane plasma. Absorbsi ini untuk asam lemak bebas dan monoasil gliserol yang sedikit larut dalam air. Ini kurang efisien untuk lipid yang larut dalam air.

BAB III

METODE PRAKTIKUM

 

 

1. Glikolisis

 

  1. A.  WAKTU DAN TEMPAT

 

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 11 Februari 2011 pukul 10.00-12.00, bertempat di Laboratorium Dasar Fakultas Biologi dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Kristen Duta Wacana.

  1. B.  ALAT DAN BAHAN

 

Alat  dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

  • Larutan glukosa 10%
  • Suspensi khamir
  • TCA
  • Larutan (NH4)2SO4
  • Na-Nitroprussida 5%
  • 2,4-dinitrofenilhidrazin
  • NaOH 10%
  • Tabung reaksi
  1. C.  CARA KERJA

 

  • Pembentukan Pyruvat dari Glukosa

 

  1. Tabung A dan B  diisi dengan 5 mL larutan glukosa 10 %.
  2. Tambahkan 5 mL supensi khamir kedalam Na2PO4 (basa) ke dalam tabung A dan 5 mL suspensi khamir dalam KH2PO4 (asam) ke tabung B.
  3. Masukkan tabung kedalam waterbath 37 derajat C.
  4. Tambahkan 2 mL TCA dan dicampur homogeny.
  5. Larutan tersebut disentrifugasi 3500 rpm selama 10 menit.
  6. Ambil supernatan dan lakukan uji piruvat.
  • Hidrolisis Glukosa
  1. Ambil 4 tabung, masing-masing diisi:

ü  Tabung A diisi dengan 5 mL khamir basa

ü  Tabung B diisi dengan 5 mL khamir asam

  1. Sedangkan tabung C dan D isi dengan aquades sebanyak 1 mL.
  2. Untuk tabung A dan tabung B ditambahkan dengan 0,1 mL enzim amilase, untuk Tabung C dan D tambahkan dengan 0,5 mL aquades.
  3. Tabung A, B, dan C tambahkan kembali 1 mL buffer substrat.
  4. Masukkan 4 tabung kedalam alat inkubasi.
  5. Setelah selesai di inkubasi tambahkan 0,5 mL  reagen warna kedalam semua tabung.
  6. Kemudian tambahkan 4 mL aquades pada setiap tabung, dan amati perubahan warna yang terjadi.
  • Uji Natrium Nitroprussida
  1. 2 mL supernatant yang telah didihkan, ditambahkan kedalam tabung reaksi yang berisi (NH4)2SO4 padat setinggi 1 cc.
  2. Tambahkan 2 tetes Na-Nitroprussida 5% dan dicampur homogen.
  3. Tambahkan dengan hati-hati amonia pada dinding tabung, sehingga terbentuk dua lapisan dalam tabung.
  4. Adanya pyruvat ditandai dengan terbentuknnya cincin hijau atau bitu pada batas kedua lapisan.
  5. Adanya senyawa thiol ditandai dengan warna pink yang seringkali nampak sebelum terbentuknya warna hijau atau biru.
  • Uji 2,4-dinitrofenilhidrazin
  1. 2 mL supernatant ditambahkan dengan 1 mL 2,4-dinitrofenilhidrazin dan campurkan dengan homogen.
  2. Ambil 5 tetes Larutan tadi dan pindahkan ke tabung reaksi kemidian tambahkan NaOH 10% diencerkan dengan air dengan aquades sebanyak 5 mL.
  3. Amati perubahan warna yang terjadi
  4. Adanya pyruvat ditandai dengan terbentuknya warna merah.

2. Sistem Pencernaan

A. Alat dan Bahan

1. Larutan NaCl 0,2%

2. Larutan amilum 1%

3. Larutan Hcl

4. Ekstrak pancreas netral

5. Larutan Na2CO3 2%

6. Empedu

7. Kongo-Red

8. Larutan susu

9. Larutan Yodium

10. Tabung reaksi

11. Labu ukur

12. Kertas saring

13. Corong

14. Pembakar spiritus

B. Cara kerja

1. Daya amilolitik

  • Kumurlah dengan air bersih, kemudian dengan 20ml 0,2% NaCl
  • Kumuran ditampung dalam labu, gojog dan saringlah (saliva encer)
  • Siapkan 3 buah tabung reaksi, tambahkan masing-masing tabung 3ml saliva encer
  • Tabung pertama didihkan lalu dinginkan segera
  • Tambahkan 3 ml amilum 1%
  • Tabung ke dua ditambah 3 ml HCl encer, tambahkan 3 ml amilum 1%
  • Tabung ketiga ditambahkan 3 ml amilum 1%
  • Ketiga tabung diatas ditempatkan pada pemanas air bersama-sama dengan suhu 37oC
  • Amati perubahan yang terjadi

2. Hidrolisis Protein

  • Siapkan 3 tabung reaksi
  • Tabung no. 1 : 1 ml ekstrak pancreas netral,2 tetes Na2CO3 2% dan 2 potong kongo-red-fibrin
  • Tabung no.2 : 1 ml ekstrak pancreas netral, 2 tetes larutan empedu
  • Tabung no.3 : 1 ml air, 2 tetes Na2CO3 2% dan 2 potong kongo-red-fibrin
  • Ketiga tabung ditempatkan di atas pemanans air pada suhu 37oC. Warna merah berarti terjadi pencernaan

3. Hidrolisis Amilum

  • Campurkan 3 ml larutan amilum dengan 1 ml ekstrak pancreas netral
  • Inkubasi pada suhu 37oC
  • Ujilah perubahannya dengan yod

4. Hidrolisis lemak

  • Siapkan tabung reaksi
  • Tabung no.1 : 2 ml susu + 1 ml ekstrak pancreas
  • Tabung no. 2 : 2 ml susu + 1 ml ekstrak pancreas + 2 tetes empedu
  • Tabung no.3 2 ml susu + 1 ml air
  • Maisng-masing tabung tambahkan 4 tetes fenol merah, tambahkan Na2CO3 2% sampai warna merah muda
  • Inkubasikan ketiga tabung dalam pemanas air pada suhu 370C
  • Amati perubahan warna dari merah menjadi kuning

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

HASIL PRAKTIKUM

A. Glikolisis

Hasil praktikum yand di dapatkan adalah sebagai berikut:

  • Pembentukan Pyruvat dari Glukosa

 

Hasil :

Larutan terbagi atas dua macam asam dan basa, yang basa berwarna keruh dan kurang jernih sedangkan yang asam berwarna jernih.

Pembahasan :

5 ml larutan glukosa yang kita masukkan dalam 2 tabung reaksi. Kemudian dari tabung reaksi tersebut kita 5 ml Na2HPO4 pada tabung pertama dan kita tambahkan KH2PO4 pada tabung ke 2. Na2HPO4 ini sebagai suspensi khamir dalam basa, sedangkan KH2PO4 sebagai suspensi khamir asam. Ketika dicampurkan terdapat gelembung CO2 pada tabung reaksi. Namun pada asam lebih banyak memiliki gelembung. Berarti reaksi katabolisme ini lebih efektif pada suasana asam. Hal ini dapat kita lihat bahwa gelembung yang dihasilkan tersebut adalah gas CO2 yang merupakan hasil pemecahan karbohidrat.

  • Hidrolisis Glukosa

Hasil :

Pada tabung A, B dan D perubahan warna menjadi berwarna kuning jernih. Sedangkan pada tabung C berwarna hitam pekat.

Pembahasan :

Dari percobaan diatas dapat dijelaskan bahwa pada tabung A dan B terjadi hidrolisis yang sempurna karena di dalam kedua tabung ini dimasukkan enzim amilase yang dapat memecah pati hingga habis. Sedangkan, pada tabung C tidak dimasukan enzim amilase sehingga tidak terhidrolisis dan patinya tidak terpecah. Sedangkan pada tabung D yang terdiri dari aquades dipakai sebagai pembanding abtara yang diberi enzim amilase dengan tidak diberi.

  • Uji Natrium Nitroprussida

Hasil :

Adanya cincin pada tabung yang berwarna hijau kebiruan.

Pembahasan :

Percobaan  ini untuk mendapatkan terbentuknya cincin ungu dalam larutan. Jika terbentuk cincin warna ungu berarti larutan tersebut mengandung piruvat. Hasil dalam percobaan ini kelompok kami mengidentifikasi adanya piruvat pada kedua larutan. Namun pada tabung kedua lebih banyak mengandung piruvat. Hal ini terlihat dari warna cincin ungu yang lebih jelas pada tabung kedua. Warna hijau dan biru bisa terjadi karena adanya piruvat, karena penambahan larutan (NH4)2SO4, Na-nitropussida, amonia, selain itu juga disebabkan karena adanya pemblokan enzim yang mengkatalisis konversi senyawa, yang bertujuan untuk mencegah reaksi lebih lanjut sehingga hasilnya berwarna biru. Sedangkan yang tidak berwarna biru, artinya reaksinya masih tetap berjalan.

Pada tabung A warna yang terjadi adalah merah orange sedangkan pada tabung B perubahan warnanya merah menyala.

Pembahasan:

Tabung yang berwarna merah dan merah pekat, menandakan adanya reaksi yang terjadi setelah ditambah NaOH, sehingga dapat bercampur dan membentuk warna merah, yang menandakan adanya piruvat.

Larutan A dan B berwarna kuning  jernih karena terjadi hidrolisis yanng sempurna, Larutan C berwarna hitam pekat karena tidak terjadi hidrolisis dan dalam Larutan D tidak terjadi hirolisis karena hanya sebagai pembanding.

B. Pencernaan Makanan

 

  1. Daya Amilolitik Saliva

Hasil:

Waktu

(Menit)

Panas

(Tabung A)

HCL

(Tabung B)

(Tabung C)

3 (3 Menit Pertama)

++

++

++

6 ( 3 Menit Kedua)

+

++

9 ( 3 Menit Ketiga)

+

++

12 (3 Menit Kedua)

­-

+

++

Keterangan:

++      : Cepat Bereaksi

+        : Lambat Bereaksi

–        : Tidak Bereaksi

Pembahasan:

Tabung A     : tidak mengalami reaksi karena hanya ditambahkan 3 ml amilum 1 %

Tabung B     : lambat bereaksi karena ditambahkan 3 ml HCL encer dan 3 ml    amilum 1%

Tabung C     : hasilnya ++ karena hanya mengandung saliva dan cepat bereaksi.

  1. Hidolisis Protein

Hasil:

Tabung Reaksi

Warna Yang dihasilkan

Tabung A1 Merah
Tabung A2 Merah
Tabung B1 Hijau
Tabung B2 Hijau
Tabung C Negatif

Keterangan:

  • Merah                   : Positif
  • Hijau           : Netral

Pembahasan :

  1. Tabung A1 dan A2 : menghasilkan warna merah karena setelah di tambah 1 ml ekstrak pancreas, 2 tetes Na2CO3 2 % dan 2 potong kongo-red-fibrin yang kemudian di panaskan pada suhu tinggi sehingga mengumpal.
  2. Tabung B1 dan B2 : menghasilkan warna hijau karena di tambahkan 1 ml ekstrak pancreas netral, dan 2 tetes larytan empedu.
  3. Tabung C : menghasilkan hasil (-) karena ditambahkan 1 ml air, 2 tetes Na2CO3 dan 2 potong kongo-red-fibrin
  1. Hidrolisis amilum

Hasil :

Warna biru pada tabung reaksi

Pembahasan :

Menghasilkan warna biru pada tabung reaksi tersebut karena mengandung amilum yang ditambahkan pancreas divorteks lalu diinhibitor 37ºC ditetesi yod dan divorteks.

  1. Hidrolisis Lemak

Hasil :

Tabung Reaksi

Pembahasan

Tabung 1 (+) Pemecahan lemak hanya menggunakan 1 enzim lipase sehingga menghasilkan warna kuning dan tanpa empedu
Tabung 2 (+) Hidrolisis lemak menggunakan empedu yang dapat mengemulsikan lemak dan enzim lipase sehingga pemecahan lemak lebih cepat
Tabung 3 (+) Pemecahan lemak hanya menggunakan air sehingga tidak menghasilkan reaksi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

  1. Kesimpulan

1. Glikolisis

Kesimpulan yang dapat saya ambil dari praktikum ini adalah:

  1. Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan.
  1. Glikolisis adalah serangkaian reaksi biokimia di mana glukosa dioksidasi menjadi dua molekul asam piruvat. Glikolisis adalah salah satu proses metabolisme yang paling universal yang kita kenal, dan terjadi (dengan berbagai variasi) di banyak jenis sel dalam hampir seluruh bentuk organisme.
  1. Pemecahan 1 molekul glukosa pada reaksi glikolisis akan menghasilkan produk kotor berupa 2 molekul asam piruvat, 2 molekul NADH, 4 molekul ATP, dan 2 molekul air.
  1. Ketika dicampurkan terdapat gelembung CO2 pada tabung reaksi. Namun pada asam lebih banyak memiliki gelembung. Berarti reaksi katabolisme ini lebih efektif pada suasana asam. Hal ini dapat kita lihat bahwa gelembung yang dihasilkan tersebut adalah gas CO2 yang merupakan hasil pemecahan karbohidrat.
    1. A dan B terjadi hidrolisis yang sempurna karena di dalam kedua tabung ini dimasukkan enzim amilase yang dapat memecah pati hingga habis.
  1. Warna hijau dan biru bisa terjadi karena adanya piruvat, karena penambahan larutan (NH4)2SO4, Na-nitropussida, amonia, selain itu juga disebabkan karena adanya pemblokan enzim
  1. Tabung yang berwarna merah dan merah pekat, menandakan adanya reaksi yang terjadi setelah ditambah NaOH, sehingga dapat bercampur dan membentuk warna merah, yang menandakan adanya piruvat.

2. Pencernaan Makanan

1. Kerja enzim akan semakin lambat apabila diberi pemanasan yang lama bahkan enzim akan rusak dan tidak dapat bereaksi lagi dengan baik, salipa bersifat alkali (enzim plialin/amilase lidah) yang mengubah zat tepung masak menjadi gula yang dapat larut (maltosa).

2. Tabung yang berwarna merah berarti enzim yang terkandung didalam susunannya masih belum rusak, atau masih dapat bekerja secara stabil, sehingga hasilnya masih (++) – (+), sedangkan yang hasilnya yang tidak berwarna merah (-) sebaliknya ekstrak pankreas menghasilkan tripsin yang mengubah protein, dimana tripsin menurunkan protein dan pepton menjadi golongan polipeptida.

3. Amilum dapat tereaksi oleh yodium, sehingga menyebabkan warna yang ditimbulkan menjadi biru. Mencerna hidrat carbon, sifatnya lebih kuat dari piolin, bekerja atas zat tepung mentah maupun yang telah dimasak dan mengubahnya menjadi sakarida.

About diemazteka

Karena banyak yang meminta saya untuk mengisi data diri saya, maka melalui tulisan ini semoga bisa membuat yang menginginkan keterangan tentang data diri saya dapat terpuaskan . Saya lahir dikota tercinta,tentu saja D.I Yogyakarta yang masih sekarang masih menginginkan hak keistimewaan kepada bapak prsiden SBY.Saat itu saya lahir di RS Betheda Yogyakarta. Entah kenapa orang tua saya memberi nama DIMAZ EKA PUTRA. Yang pasti ada dibenak pikiran para pembaca pasti adalah,mengapa DIMAZ'nya tidak pakai "S"?melainkan menggunakan huruf "Z"? Saat saya tanya orang tua saya hanya menjawab "rpopo lee,ben ketok wangun". Yaelah bu,wangun apa alay sih?-,- Saya pernah mengenyam bangku sekolah. Dari TK BOPKRI GONDOKUSUMAN,setelah lulus saya meneruskan ke bangku sekolah yang lebih tinggi di SD BOPKRI GONDOLAYU A yang saya cintai. Lulus SD saya meneruskan ke SMP 1 Yogyakarta. Lalu SMA-nya saya berasal dari SMA 7 Yogyakarta. Dan sekarang saya sedang meneruskan pendidikan di STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA. Di kampus ini saya mendapatkan banyak ilmu tentang kesehatan. Hingga pola makan sayapun berubah karena mendapatkan ilmu dari kampus ini.

Posted on May 15, 2011, in Health and tagged , . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a comment